Selasa, 15 April 2008

Seantaqi Javas Umar

Lahir : Jakarta, 30 Maret 2004
Nama panggilan : Javas


Waktu itu Eta baru berumur 6,5 bulan ketika aku mengetahui bahwa aku hamil lagi. Antara shock dan senang, kusambut kehamilan keduaku ini. Kebetulan juga aku mendapat beasiswa S2 di UI, jadi sedikit harap-harap cemas apakah aku bisa melalui kuliahku dalam kondisi hamil dan nantinya punya bayi kecil.

Selama kehamilan aku lalui dengan senang, tiap kuliah pulang pergi naik KRL ke Depok. Janinnya pun sehat-sehat saja, sepertinya ikut menikmati kesibukan kuliahku. Satu kekawatiranku adalah jenis kelamin sang jabang bayi. Anak pertamaku sudah perempuan dan calon adiknya ini sangat dekat jaraknya (14 bulan) jadi kalau sama-sama perempuan, takutnya aku ga bisa membagi kasih sayangku dengan adil. Aku takut kalau lebih condong kepada sang kakak. Kalau laki-laki kan jelas beda, jadi jenis kasih sayangnya pun juga beda. Alhasil setiap kontrol aku selalu cek lagi ke dokter apakah janinnya cowok atau cewek

Karena aku sudah trauma melahirkan di RSIA Harapan Kita, maka aku memaksa suamiku untuk selalu periksa ke klinik Siaga Dua di Pasar Minggu yang cukup dekat dengan kontrakanku. Dokter kandungannya perempuan, dr. Nining, SpOG. Menurutku dr. Nining ini luar biasa sabar dan komunikatif sehingga aku merasa nyaman memilih dia sebagai dokter untuk kelahiran anakku nanti.
Waktu itu, Javas diprediksi bakal lahir tanggal Sabtu, 28 Maret 2004, namun karena minggu itu aku masih ada ujian mid semester maka aku ingin agar sebisa mungkin menyelesaikan ujianku sampai kontraksi sudah terasa. Hari senin aku masih mengikuti ujian ekonometrika walaupun teman-temanku kawatir melihat kondisiku yang terus-terusan buang air di tengah-tengah ujian. Pulang ujian segera aku ke dokter untuk periksa dan ternyata sudah bukaan 3 sehingga untuk mempercepat kontraksi dokter memberikan sebuah pil. Namun sampai keesokan harinya aku masih juga tidak merasakan apa-apa sehingga diputuskan untuk induksi lagi agar rahim segera kontraksi.
Kata orang anak kedua akan lebih gampang proses kelahirannya...ternyata bagiku sama saja susahnya. Namun dengan dokter dan suster-suster yang luar biasa sabar dan sangat membantu maka anak keduaku lahir selamat dengan berat 3,9 kg...Wuih..hasil minum es campur terus jadinya malah bayinya bertambah besar.
Sekarang Javas sudah 4 tahun, aktif, komunikatif, keras kepala dan sedikit pemarah tapi sensitif perasaannya.