Senin, 25 Agustus 2008

100% Full Attention for Javas

Minggu pagi jam 11an kami mengajak Javas pergi ke Poncol Senen untuk beli gitar. Salah satu agenda 100% full attention untuk Javas adalah memenuhi permintaannya untuk beli gitar. Lagipula main musik baik untuk perkembangan otak kanannya kan...

Seblum berangkat, isu utama adalah memberi pengertian kepada Detya bahwa kami akan pergi bertiga saja dengan Javas. Setelah kami sepakat, maka langsung berangkat menuju Poncol. Sayang...karena suasana mobil yang sepi dengan iringan musik dari album Aku Anak Jujur, maka Javas langsung tertidur. Tapi pas nyampe Stasiun Senen (kami parkir disitu), Javas pun bangun.

Nyampe di Poncol, eh...malah Ayah yang semangat nyari tool kit buat di mobil. Kami berdua menunggu dengan BT..mana suasana panas banget. Kira-kira 45 menit Ayah sibuk sendiri baru kemudian kami bergerak mencari gitar kecil. Setelah muter-muter di gang yang sempit akhirnya kami dapat gitur itu. Tujuannya sih, nyari gitar bekas, tapi ternyata yang ada hanya gitar baru. Ada 2 jenis gitar kecil, yang bersenar 4 dan 6. Senar 6 adalah miniatus sebenarnya dari gitar besar sedangkan senar 4 lebih untuk main-main saja. Karena tujuan jangka panjang agar Javas bisa main gitar maka kami beli yang gitar 6.

Pulanng dari Senen kami menuju Puri Kembangan untuk beli botol susu buat Wisam. Ayah terlalu terpengaruh dengan berita mengenai pemakaian plastik sehingga meminta agar semua botol susu Wisam diganti. Bunda sudah bilang bahwa, pigeon dan huki itu sudah dari dulu berkecimpung di peralatan bayi. Tapi selama Ayah tidak melihat tanda segitiga bernomor 4,5, atau 7 atau juga gambar garpu gelas maka Ayah tetap minta botol diganti. Hmmmm.....high cost banget. Mo gimana lagi...

Selama mencari botol yang sesuai akhirnya Javas malah dapat tambahan mainan satu set tentara dan perlengkapannya....Heeehhhhh...ya mo gimana lagi...wong Ayah juga pengen...

Nyampe rumah Detya sudah protes menunggu giliran dia keluar.

Rabu, 13 Agustus 2008

Jemput Menjemput ke Sekolah

Minggu lalu ada edaran lagi dari RA Istiqlal mengenai pakaian bagi para penjemput. Waktu ayah memberi tahu kupikir ..yaa..mesti pake kerudung dan langsung pagi itu kusiapkan kerudung selendangku agar tetap bisa antar jemput anak-anak. Tapi ternyata setelah kubaca surat dan lampirannya aku jadi berpikir ulang dan langsung kuputuskan hari itu aku tidak antar jemput mereka.
Aku hanya menunggu di parkiran mobil sementara ayah mengantar mereka masuk. Demikian juga pada saat pulang, tetap aku ikut tapi tidak masuk. Habiiiis...edarannya bukan hanya agar menutup aurat saja tapi termasuk adab berpakaian bagi perempuan. Ya tentang pakaian yang menyerupai laki-laki, celana dan baju ketat dan sebagainya-dan sebagainya. Aku kan selalu memakai celana untuk kerja, walaupun baju-bajuku selalu lengan panjang. Kupikir dengan menambahkan kerudung untuk menutup rambut sudah cukup tapi ternyata masih kurang.
Aku ajak diskusi anak-anak mengenai kerudung ini dan Javas bilang..."gapapa kok Ibun. Ibun tetep cantik walau ga pakai kerudung."...^_^...ayah cuman senyum-senyum aja. Tapi ayah berharap agar anak-anak ga merasa minder karena bundanya yang jemput tapi tamp[ilannya beda dengan ibu-ibu lainnya.
Menurutku sih...dari diskusi tadi anak-anak ga mempermasalahkan aku pakai kerudung atau engga yang penting bundanya yang jemput. Tapi demi menghormati masjid istiqlal maka kemarin pas jemput anak-anak aku pakai kerudungku...wihihihi...bakal terus pake kerudung nih kalau ke istiqlal..